Dan bersamanya saya tinggalkan secebis fiksi realiti. Mungkin ada teman-teman yang sudah membaca di blog yang lagi satu.
Sepuluh atau sebelas tahun lalu pada jam 8 hingga 10 pagi, aku adalah seorang andalusia dan penjual nasi lemak di warung kecil. Seawal 5 pagi sudah bangun, membantu emak membungkus nasi lemak untuk dijual di warung kecil tepi jalan.
Aku berangan-angan mahu pergi Tokyo dan mencari Hiroshi.
Hari ini, pada waktu-waktu yang lalu aku kadang menulis blog, kadang sajak dan puisi yang tak pernah tersiar di media perdana. Kadang menulis cerpen separuh jalan. Kadang menulis tugasan. Kadang aku buka folder novel yang asyik tersangkut dan berserabai sana sini. Kadang aku sakit dan terkedang di atas katil. Dan aku masih berimiginasi tentang ume, sakura, salji, musim luruh dan Hiroshi.
Belajar memetik gitar dan melagukannya di sisi Hiroshi.
Dan hari ini pada waktu yang sama aku memamjat tangga dua blok bangunan asrama bertingkat 3. Melakukan pemeriksaan harian bangunan, memeriksa setor dewan makan, menulis laporan itu dan ini.
Aku kadang keletihan dan duduk di dalam pejabat umpama setor juga. Ya! Mereka menganak-tirikan aku dengan separuh karpet pun tidak diletakkan di pejabat itu.
Aku pujuk lara dengan berkata. Tidak mengapa, komputer masih ada; janji kerja boleh diuruskan.
Damn!
Umur sudah puluhan masih berangan-angan.
Harapan - sebelum nyawaku diangkat Izrael, malaikatMu, aku mohon aku mampu siapkan sebuah novel. Untuk tatapan Hiroshi.
*dicatat ketika khayal Diazepam*
..dan hati pillu!
Aku masih bermimpi tentang mencari engkau, Hiroshi.
Damn!
Umur sudah puluhan masih berangan-angan.
Harapan - sebelum nyawaku diangkat Izrael, malaikatMu, aku mohon aku mampu siapkan sebuah novel. Untuk tatapan Hiroshi.
*dicatat ketika khayal Diazepam*
..dan hati pillu!
Ulasan
Lama2 rasa nak membuta tu hilang! hehe