Langkau ke kandungan utama

Catatan

Tunjukkan catatan dari April, 2013

Ketika hujan kita puisikan

i/ Helaian warkah di genggaman meronta tika ku pandang tiap baris kata  tak teriqra’ satu persatu askara itu gugur barisan kata-kata kabur basah dihujani airmata ii/ Tanpa kita pun dunia masih tetap berputar lalu kenyataan ini kita terima dan wartakan diam-diam hanya pada dingin malam Dan ku catat dalam tiap baris mimpi kita sambil melayari usia senja ketika bulan redam dalam bias hitam    selaput awan gemawan kita masih menterjemahkan harapan ketika kita hujan puisikan  pada retak retak hati

Seorang pencinta akan terus menjadi pemuja

Tiupan bayu bulan Mac mampu menerbangkan debu-debu duka yang bersarang di celahan  batang jerami kering dan menunggu masa terbakar oleh peritnya bahang matahari yang memancar dari langit tinggi terus ke bumi yang sudah terlalu tua untuk mendengar cerita-cerita yang sama berulangkali tanpa noktahnya. Barangkali Seorang penulis, biarpun dirinya enggan mengaku tetaplah kerjanya akan terus menulis. Tanpa gelar, tanpa imbuhan. Tanpa apa-apa maksud atau tujuan pun. Di sudut terang dan gelap. Di medium perdana maupun tersorok.  Pengikitirafan atau sanjungan bukan matlamat. Dan aku ini pula hanya seorang pecinta dan pencandu kopi. Setiap hari cuba menjadikan bancuhannya enak. Sukatan gula dan susunya bertepatan.  Dan aku juga sedar, aku bukan tukang bancuh kopi yang berkemahiran tinggi. Aku bancuh sekadar memenuhi selera tekakku. Barangkali.